Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kamu Sound Engineer? Inilah Dasar Audio Yang Wajib Kamu Kuasai


Pengertian Audio

Audio adalah suara atau bunyi yang dihasilkan oleh getaran suatu benda. Agar dapat tertangkap oleh telinga manusia, getaran tersebut harus memiliki kekuatan minimal 20 kali per detik[9]. Suara merupakan gelombang yang terdiri dari amplitudo dan waktu, dan dibangun oleh periode. Jika tidak memiliki periode, maka itu bukanlah suara.

Audio merupakan salah satu elemen penting dalam sistem komunikasi dalam bentuk suara. Audio terbentuk melalui beberapa tahap, yaitu pengambilan/penangkapan suara, transmisi yang membawa bunyi, amplifier, dan lain-lain.

Jenis-Jenis Audio

Terdapat beberapa jenis audio yang dikelompokkan berdasarkan media atau perangkat yang sering digunakan:

1. Audio Streaming: istilah untuk mendengarkan siaran langsung/live melalui internet, contohnya Winamp (MP3), RealAudio (RAM), Liquid Radio. 

2. Audio Visual: seperangkat sound system yang dilengkapi tampilan gambar, biasanya untuk presentasi.

3. Audio Modem Riser (AMR): slot ekspansi di motherboard komputer untuk menghubungkan chip audio.

Format File Audio

Format file menentukan kualitas dan kompresi data audio. Secara umum, format audio dibagi menjadi 3 kelompok:

1. Format Tidak Terkompresi (Uncompressed): pilihan insinyur audio profesional karena tidak ada kompresi dan hilangnya kualitas, contohnya WAV, AIFF, PCM. Namun file-nya besar.

2. Format Lossless: mengompres data tanpa menghilangkan kualitas, contohnya FLAC, ALAC, WMA Lossless. File lebih kecil dari uncompressed tapi masih besar.

3. Format Lossy: mengompres dengan menghilangkan data yang kurang berpengaruh pada kualitas suara yang dirasakan, contohnya MP3, AAC, Vorbis, WMA. File jauh lebih kecil tapi ada sedikit penurunan kualitas.

Beberapa format audio populer antara lain:

  • MP3: paling populer, mendukung kompresi lossy, didukung banyak perangkat. 
  • WAV: standar di Windows, bisa uncompressed maupun compressed.
  • AIFF: dikembangkan Apple, uncompressed, setara WAV.
  • FLAC: open source, lossless compression, populer di kalangan audiophile.
  • AAC: lebih baru dari MP3, kualitas lebih baik pada bitrate sama, standar di YouTube, iTunes, Android, iOS.

Komponen Sistem Audio

Komponen utama dalam sistem audio antara lain:

  1. Mikrofon: menangkap suara analog dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. 
  2.  Amplifier: menguatkan sinyal listrik agar dapat menggerakkan speaker.
  3. Speaker: mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara yang dapat didengar. Terdiri dari tweeter (frekuensi tinggi), midrange (frekuensi tengah), dan woofer (frekuensi rendah).
  4.  Equalizer: mengatur frekuensi suara agar seimbang dan jernih.
  5. Audio interface: menghubungkan perangkat audio ke komputer untuk proses rekaman dan editing.

Pengolahan Audio Digital

Dalam bentuk digital, suara direpresentasikan sebagai angka-angka biner yang menunjukkan amplitudo pada interval waktu tertentu (sampling). Semakin tinggi sampling rate dan bit depth, semakin akurat representasi audionya, namun file juga semakin besar. 

Suara digital kemudian dapat diolah menggunakan software audio editor seperti Adobe Audition, Audacity, Pro Tools, dan lain-lain[18]. Proses yang dapat dilakukan antara lain:

- Pemotongan dan penggabungan klip audio

- Pembersihan noise/derau

- Pengaturan level volume 

- Pemberian efek seperti echo, reverb, distorsi

- Mixing atau penggabungan beberapa track audio

- Mastering untuk mengoptimalkan kualitas akhir

Inilah tugas atau tanggung jawab sebagai sebagai sound engineer

1. Peran utama sound engineer adalah mengelola, merekam, memproduksi, dan memanipulasi suara dalam berbagai konteks seperti rekaman musik, produksi film, pertunjukan langsung, acara panggung, dan proyek multimedia. 

2. Tanggung jawab sound engineer meliputi:

  • Mengoperasikan peralatan audio yang kompleks seperti mixer, mikrofon, speaker, dll
  • Mengatur level volume instrumen dan vokal 
  • Menempatkan dan memprogram amplifier dan speaker
  • Menguji peralatan studio dan live
  • Berkomunikasi dengan produser, sutradara dan musisi
  • Melakukan sound check sebelum pertunjukan live
  • Merekam setiap instrumen secara individual di studio
  • Mengedit, mixing, dan mastering rekaman audio

3. Terdapat beberapa spesialisasi sound engineer, antara lain:

  • Studio engineer: mengatur sesi rekaman di studio
  • Recording engineer: melakukan perekaman/tracking
  • Mixing engineer: melakukan mixing audio multitrack
  • Mastering engineer: melakukan proses finishing sebelum audio digandakan
  • Live sound engineer: mengatur audio untuk pertunjukan langsung
  • Monitor engineer: mengatur audio untuk musisi di panggung
  • Systems engineer: merancang sistem audio untuk pertunjukan besar
  • Broadcast engineer: menangani aspek teknis siaran radio/TV

4. Seorang sound engineer harus memiliki keahlian teknis terkait peralatan dan software audio, pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip suara, musikalitas, kemampuan komunikasi dan kolaborasi yang baik, serta kreativitas dalam mengolah suara.

5. Peran sound engineer sangat penting dalam menciptakan pengalaman audio yang optimal dan berkualitas, baik itu untuk rekaman musik, pertunjukan live, produksi film/video game, siaran, dan berbagai proyek audio lainnya.

Kesimpulan

Dengan pemahaman dasar tentang audio ini, kita dapat memanfaatkan audio secara optimal dalam berbagai aplikasi seperti musik, film, broadcast, podcast, game, dan sebagainya. Perkembangan teknologi digital juga membuat proses produksi audio semakin mudah dan terjangkau bagi semua orang. Jadi, sound engineer bertanggung jawab atas seluruh aspek teknis dan kreatif dalam produksi, rekaman, dan reproduksi suara di berbagai industri kreatif. Mereka adalah sosok kunci di balik layar yang memastikan kualitas audio yang kita nikmati terdengar sebaik mungkin.

Posting Komentar untuk "Kamu Sound Engineer? Inilah Dasar Audio Yang Wajib Kamu Kuasai "